MAMUJU (malaqbi.com) Hingga saat ini, warga Desa Karossa terus melakukan aksi penolakan terhadap aktivitas tambang pasir yang dilakukan oleh PT. Alam Sumber Rejeki (ASR).

Namun sangat disayangkan, sebab aksi penolak"/> MAMUJU (malaqbi.com) Hingga saat ini, warga Desa Karossa terus melakukan aksi penolakan terhadap aktivitas tambang pasir yang dilakukan oleh PT. Alam Sumber Rejeki (ASR).

Namun sangat disayangkan, sebab aksi penolak" /> Penolakan Aktivitas Tambang di Karossa, Diduga Telah Terdapat Satu Korban

Penolakan Aktivitas Tambang di Karossa, Diduga Telah Terdapat Satu Korban

Malaqbi.com | Redaksi

2025-04-28 | Dibaca: 131
MAMUJU (malaqbi.com) Hingga saat ini, warga Desa Karossa terus melakukan aksi penolakan terhadap aktivitas tambang pasir yang dilakukan oleh PT. Alam Sumber Rejeki (ASR).

Namun sangat disayangkan, sebab aksi penolakan tersebut diduga telah berujung pada pada aksi kekerasan yang dialami salah seorang warga penolak tambang.

Dimana pada 27 April 2025 telah beredar video rekaman salah seorang pria mengalami luka dibagian kepala dan pengan punggung akibat terkena senajata tajam yang menyebabokan korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Mamuju.

"Kami menduga politik adu domba kepada Warga secara sengaja diciptakan oleh pihak perusahaan, warga dipecabelah menjadi terima dan tidak terhadap kehadiran tambang pasir. Tentunya perusahaan harus bertanggung jawab atas peristiwa berdarah ini,”tegas Fajrin Rahman yang merupakan pendamping hukum Warga

Dikatakan, sejak awal November 2024 warga Karossa, Budong-Budong dan Silaja secara aktif telah melakukan penolakan dan pengusiran terhadap kapal yang  memaksa beraktivitas di muara sungai Karossa tersebut.

"Namun pihak perusahaan sepertinya abai terhadap penolakan warga yang berjuang atas lingkungan hidup yang sehat dan bersih, bahkan setelah adanya kesepakatan RDPU DPRD Provinsi pada 16 Januari 2025 yang melarang adanya aktivitas kapal sebelum adanya kesimpulan dan kesepakatan," ungkap Fajrin

Namun demikian, pada Sabtu 26 April 2025, kapal milik PT. ASR kembali masuk ke wilayah Karossa dengan menggandeng aparat kepolisian dan warga yang pro terhadap kehadiran aktivitas tambang, sehingga hal ini yang memicu kemarahan sebahagian warga pesisir Desa Karossa dan Desa Silaja.

"Konflik sosial terjadi sejak hadirnya perusahaan tambang pasir PT. ASR. Pencabutan izin tentu merupakan solusi untuk mencapai kestabilan sosial,”ujar Nurwahidah Jumakir, Pendamping hukum warga lainnya

Untuk diketahui sesaat pelaku setelah melakukan aksinya, langsung menyerahkan diri ke Polresta Mamuju. (*/nas) 
Copyright @2011-2019 malaqbicom, All Rights Reserved :: Redaksi | Pedoman Media Siber | Iklan | Disclaimer