2023-03-19 | Dibaca: 98
MAMUJU (malaqbi.com) Relawa Stunting Sulawesi Barat, menggelar Deklarasi di Taman Karema Mamuju. Sabtu 18 Maret 2023 sekitar pukul 20:30 wita malam dengan melibatkan berbagai kelompok.
Deklarasi Relawan Stunting yang juga dirangkaikan dengan Talk Show Mewujudkan Sulbar Zero New Stunting dan penandatanganan komitmen Sulbar Zero New Stunting tersebut resmi dibuka oleh Ketua DPRD Sulawesi Barat, Dr.Siti. Suraida Suhardi, dan disaksikan Kepala Perwakilan BKKBN Sulbar, Nuryamin, Anggota DPRD Sulbar, Risbar Berlian serta para undangan lainnya.
Dalam sambutannya Ketua Relawan Stunting Sulbar, Arman menuturkan, di dalam Relawan Stunting Sulbar ini tergabung beberapa Ormas, Organda, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat dan organisasi profesi.
"Kenapa ini penting karena hari ini penyebab stunting di Sulbar tidak berhenti karena edukasi ini tidak berjalan. Kurangnya keterlibatan semua stakoholder. Baik itu kelompok masyarakat, tokoh agama dan lainnya,"kata Arman
Lebih lanjut ia menyebutkan, saat ini Sulbar berada diposisi puncak. Dimana 35 persen angka prevalensi stunting di Sulbar. Tentunya ini angka yang sangat menghawatirkan dimana ketika ini tidak segera diintervensi maka kedepan akan ada tahun dimana Sulbar mengalami lous generasi.
"Memang saat ini kita tidak rasakan dampaknya. Tetapi suatu saat bisa dipastikan SDM kita, orang-orang yang mengisi jabatan di Sulbar baik itu DPR nya, kepala dinasnya, kepala desa nya dan lainnya itu adalah orang-orang yang stunting,"tegas Arman
Sementara Suraida Suhardi yang membuka Deklarasi Relawan Stunting tersebut menyampaikan apresiasi terhadap kegiatan ini yang tidak bergantung dengan APBD. Terpenting kata dia adalah kemauan serta komitmen agar baimana Stunting dapat ditekan khususnya di Provinsi Sulbar ini.
"Permasalahan stunting ini bukan hanya permasalahan bangsa dan daerah, tapi salah satunya adalah sebagai akibat dari pernikahan anak, anak putus sekolah, sehingga memang ini harus kita rembuk, kerja bersama,"pinta Suraida
Selanjutnya ia berharap agar Relawan Stunting ini juga melibatkan sekolah disemua tingkatan, mulai dari SD, SMP dan SMA sederajat bahkan sampai perguruan tinggi. Bagaimana agar kata dia, kita satu visi satu pandangan agar bagaimana stunting dan pernikahan anak ini bisa dicegah.
"Intervensi anggaran bagaimana penanganan stunting ini mungkin dirasakan belum terlalu maksimal. Untuk itu peran serta kolaborasi dari masyarakat baik itu dibidang kesehatan maupun dibidang pendidikan, kita harus jalan bersama. Apalagi ada TNI-Polri yang juga selalu mendukung kita punya program,"demikian kata Suraida (nas)
1
2
3
4
5